MSG ( Monosodium Glutamat )

Mie instan sering dikhawatirkan dan diragukan kandungan MSG-nya. Padahal di dalam mie instan sendiri tidak  mengandung MSG. MSG hanya terdapat di dalam bumbu mie instan.  Pada kenyataannya MSG atau Monosodium Glutamat merupakan paduan dari garam natrium (sodium) dan asam glutamat, yang merupakan salah satu asam amino non-esensial paling berlimpah yang terbentuk secara alami.
Glutamat secara alamiah banyak ditemukan dalam kebanyakan bahan makanan hasil fermentasi seperti kecap, tauco, susu, ikan dan jamur.

Glutamat dalam MSG memberi rasa umami (gurih) yang sama seperti glutamat dari makanan lain. Keduanya secara kimia adalah identik.

Produsen makanan, memasarkan dan menggunakan MSG sebagai penguat cita rasa karena zat ini mampu menyeimbangkan, menyatukan dan menyempurnakan rasa keseluruhan pada masakan tertentu. MSG dapat tercampur dengan baik ke dalam daging, ikan, daging unggas, berbagai sayuran, saus, sup, mie dsb.

Namun seperti perasa dasar lain kecuali sukrosa, MSG menambah kesedapan hanya dalam kadar yang tepat. MSG yang berlebihan justru akan cepat merusak rasa makanan. Semuanya harus berada dalam kadar optimum untuk menghasilkan kelezatan maksimum.

Monosodium  Glutamat (MSG)

                                               

MSG telah digunakan secara aman selama lebih dari 100 tahun untuk membumbui makanan. Selama jangka waktu ini, banyak penelitian yang dilakukan untuk memperjelas peranan, manfaat dan keamanan MSG. Pada saat ini, badan-badan internasional dan nasional untuk keamanan bahan tambahan pangan menganggap MSG aman untuk dikonsumsi manusia sebagai penguat cita rasa.

Dalam kondisi normal, kita mempunyai kemampuan untuk memetabolis glutamat yang mempunyai toksisitas sangat rendah. Karena itu, asupan MSG sebagai bahan tambahan pangan dan tingkat alami asam glutamat pada makanan bukan merupakan persoalan toksikologis pada manusia seperti yang dikhawatirkan selama imi.

FDA (Food and Drug Administration) Amerika menyimpulkan bahwa MSG aman bila "dikonsumsi pada tingkat yang sesuai". Dan tidak ada data yang mendukung peranan glutamat dalam penyakit kronis dan penyakit yang melemahkan. Percobaan klinis multicenter buta-ganda terkontrol tidak berhasil memperlihatkan hubungan antara sindrom kompleks MSG dengan konsumsi MSG pada individu yang diyakini bereaksi negatif terhadap MSG. Tidak ada kaitan statistik yang terlihat, hanya sedikit respon dan sifatnya tidak konsisten. Gejala-gejala tidak teramati ketika MSG diberikan bersama makanan.

Atas dasar inilah produsen makanan menggunakan MSG sebagai bahan tambahan pangan di dalam produknya. Tak terkecuali produk mie instan.

MSG merupakan jenis bahan tambahan pangan yang tidak dilarang oleh Depkes maupun WHO atau Codex untuk digunakan dalam industri pangan. Kandungan MSG dalam bumbu mie instan telah dianggap aman dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan bagi keamanan pangan. Biasanya produsen mie instan telah menetapkan standar sesuai dengan standar yang diperbolehkan oleh Depkes/BPOM.

Jadi, tidak ada lagi alasan khawatir untuk mengkonsumsi mie instan setiap hari bukan?